Menjadi Mahasiswa Sekaligus Mahasantri
Pengalaman Belajar di Sastra Arab UNS
Universitas Sebelas Maret adalah perguruan
tinggi negeri yang terletak di kota Surakarta dan juga merupakan perguruan
tinggi negeri terbaik kedua di Jawa Tengah yang mempunyai progam studi Sastra Arab. Sastra Arab merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari Sejarah, budaya dan
bahasa Arab lebih mendalam. Disini mahasiswa akan
belajar tentang bagaimana menulis tata bahasa Arab dengan benar (Nahwu dan Sharf), Linguistik, Jurnalistik, Penerjemahan,
dan lainnya. Mahasiswa tidak hanya belajar tentang bahasa Arab saja, tetapi juga belajar kekayaan sastra dan tradisi yang sudah ada
sejak ribuan tahun lalu. Menurut pemikiran orang, mempelajari Sastra Arab mungkin terdengar aneh dan kurang menarik
untuk dipelajari, tetapi sebenarnya progam studi ini sangat cocok untuk orang
yang menyukai budaya dan Sejarah. Dalam esai ini, kita akan membahas bagaimana
pengalaman selama kuliah Sastra Arab di UNS, dan
tantangan yang dihadapi selama menjadi mahasiswa Sastra Arab di UNS.
Di Sastra Arab pengalaman belajar tidak hanya di dalam kelas saja, mahasiswa juga terlibat berbagai kegiatan seperti HMP (Himpunan Mahasiswa Prodi), UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Ada yang membedakan di Sastra Arab dengan program studi lain, yaitu Teater Oase. Teater ini memiliki keunikan tersendiri karena menggunakan bahasa Arab dalam setiap pertunjukannya. Pertunjukan ini digelar secara rutin setiap tahunnya. Dengan adanya kegiatan ini, memberikan kesempatan mahasiswa untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam berbicara di depan umum dan dapat memberi dampak positif bagi lingkungan kampus. Dalam esai ini, saya akan membahas bagaimana kehidupan sebagai mahasiswa sekaligus mahasantri di Sastra Arab UNS, manfaat menjadi mahasiswa sekaligus mahasantri, Tantangan yang dihadapi selama belajar Sastra Arab UNS, dan pengalaman mengikuti lomba di UIN Yogyakarta.
Menjadi Mahasiswa Sekaligus Mahasantri
Menjadi
mahasiswa sekaligus mahasantri adalah sebuah perjalanan yang sangat berharga. Kombinasi antara ilmu pengetahuan dan
pembelajaran agama memberikan keuntungan yang besar bagi saya. Di mulai waktu
pagi hari setelah subuh sebelum kuliah dimulai, mahasantri biasanya mengikuti
pembacaan Al-Qur’an yang dipimpin oleh kyai. Setelah pengajian selesai,
mahasantri bersiap-siap untuk berangkat ke kampus dengan jarak tempuh sekitar
20 menit. Di sore hari setelah pulang dari kampus, kegiatan pesantren Kembali
berlangsung yaitu setoran Al-Qur’an yang dipimpin oleh kyai. Setelah isya’
biasanya mengikuti pengajian bersama di aula masjid pesantren. Pengajian ini
dipimpin oleh kyai yang membahas kitab-kitab klasik seperti Fathu Al-Qorib yang membahas tentang fikih.
Menjadi mahasiswa sekaligus mahasantri
harus bisa mengatur jadwal antara kuliah dan kegiatan di pondok pesantren. Jadwal
kuliah yang padet sering kali bertabrakan dengan kegiatan di pesantren. Sebagai
mahasiswa sekaligus mahasantri harus pandai mengatur jadwal agar bisa mengikuti
semua kegiatan tanpa mengorbankan salah satunya. Keterbasan waktu ini yang
membuat mereka merasa stress dan terbebani. Kegiatan keagamaan juga dilakukan
mahasantri untuk membentuk karakter mahasiswa. Mereka diajarkan tentang disiplin
waktu, rasa tanggung jawab, dan etika kesopanan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, waktu shalat berjamaah menjadi kegiatan wajib yang tidak boleh
dilewatkan oleh para santri. Di pesantren juga mengajarkan mahasiswa hidup
dengan kesederhanaan dan rasa Syukur atas nimat yang telah diberikan oleh yang
maha kuasa.
Manfaat Menjadi Mahasiswa Sekaligus Mahasantri
Menjadi mahasiswa sekaligus mahasantri
memungkinkan seseorang untuk mengembangkan pengetahuan secara menyeluruh. Di
kampus mereka mempelajari bahasa, budaya,dan Sejarah Arab, di sisi lain mereka juga mendalami
ajaran islam melalui kajian kitab kuning, dan setoran Al-Qur’an. Hal ini
memberikan kombinasi pemahaman lebih dalam antara ilmu pengetahuan dan
pembelajaran agama. Kegiatan sosial di pesantren seperti bakti sosial dapat
membantu mahasiswa mengembangkan empati terhadap orang lain di sekitar kita.
Kehidupan di pesantern juga menciptakan lingkungan yang mendukung untuk
pertumbuhan pribadi dan akademis. Mahasiswa
dikelilingi oleh teman-teman sepemikiran yang memiliki minat serupa dalam
bidang agama dan sastra. Dengan adanya interaksi dengan sesama mahasantri
menciptakan ikatan persaudaraan yang sangat kuat, dimana kita saling mendukung
dalam belajar dan menjalani kehidupan sehari-hari, yang semakin memperkuat
kebersamaan kita di pesantren.
Tantangan Selama Belajar Sastra Arab di UNS
Mempelajari Sastra Arab sangatlah tidak mudah, salah satu
tantangannya yaitu bahasanya sendiri. Bahasa Arab memiliki banyak Dialek serta
perbedaan antara bahasa Amiyah (lisan) dan Fusha (Tulisan). Selain itu, keterbatasan
sumber daya pengajaran dan ruang kelas menjadi kendala. Meskipun Sastra Arab memiliki dosen-dosen yang
berkualitas, tetapi jumlah dosen Sastra Arab
belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan semua mahasiswa, dan minimnya ruang
kelas yang tersedia sehingga menyebabkan jadwal mata perkuliahan sampai sore. Tantangan
yang lainnya yaitu kurangnya minat Masyarakat umum terhadap progam studi Sastra
Arab. Masyarakat berpikir kalau
progam studi Sastra Arab peluang
kerjanya sangat sedikit.
Pengalaman Mengikuti Lomba di UIN Yogyakarta
Seni Religi
UNS merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat universitas yang bergerak di
bidang kesenian religi. UKM ini berdiri pada 22 Januari 2018. Sampai saat ini seni
religi telah mengembangkan kesenian berupa hadroh dan tari saman. Pada tanggal
6 maret 2024 saya mengikuti lomba festival hadroh klasik yang diadakan di
Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Persiapan untuk mengikuti lomba ini
dimulai jauh sebelum hari perlombaan. Kita berlatih tiga kali dalam seminggu supaya
bisa menang dan mendapat hasil yang memuaskan. Semua persiapan lancar hingga
hari perlombaan tiba. Kami berangkat ke UIN Jogja habis subuh dengan semangat
tinggi dan membawa harapan besar untuk menampilkan yang terbaik. Namun, saat
giliran kami tiba untuk tampil, kami dikejutkan oleh kenyataan bahwa seragam
yang telah kami persiapkan dengan dari kemaren ternyata tertinggal di
sekretariat ormawa. Rasa panik dan kebingungan melanda tim kami. Ketika kita
dipanggil semuanya bingung dan panik karena tidak memakai seragam. Akhirnya
kita memilih untuk maju yang paling terakhir dan dapat pengurangan nilai 2 poin.
Akhirnya kita minjem gamis hitam ke panitia untuk kita pakai waktu tampil
nanti. Kita berhasil tampil memukau di depan penonton meskipun ada kekurangan
dari sisi kostum. Pengalaman ini mengajarkan kita bahwa untuk saling
mengingatkan dalam mempersiapkan acara besar seperti perlombaan ini.
No comments:
Post a Comment