· Bagaimana Anda menilai pendekatan tujuh jurnalis dalam
merumuskan pertanyaan untuk Presiden Prabowo? Apakah pertanyaan mereka cukup
tajam, atau cenderung aman untuk menghindari konfrontasi? Berikan contoh
spesifik dari topik yang dibahas (misalnya, revisi UU TNI atau kebijakan tarif
Trump).
Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
Prabowo tampak tenang dan tidak terlalu menekankan. Contohnya, ketika orang
berbicara tentang revisi UU TNI, mereka lebih banyak berfokus pada masalah
teknis seperti perpanjangan usia pensiun perwira tinggi daripada membahas
risiko seperti kembalinya fungsi dwifungsi TNI atau dampaknya terhadap
supremasi sipil. Namun, ada pertanyaan yang cukup mendalam. Misalnya, Najwa
Shihab menanyakan apakah revisi UU TNI tidak transparan dan apakah ada rencana
untuk memperluas wewenang polisi atau TNI. Prabowo memberikan ruang untuk
menjawab pertanyaan Najwa, meskipun moderator sempat menghentikannya.
- Dalam wawancara
yang melibatkan banyak jurnalis, bagaimana dinamika antar-jurnalis
memengaruhi alur wawancara? Apakah Anda melihat adanya persaingan atau
kolaborasi dalam menggali informasi?
Para jurnalis terlihat bekerja sama satu
sama lain dalam wawancara ini. Untuk menghindari dominasi, format diatur
sehingga setiap jurnalis memiliki giliran bertanya. Mereka tampaknya saling
membantu dalam menggali informasi. Misalnya, seorang reporter dapat membahas
masalah ekonomi dari perspektif yang berbeda. Dengan bekerja sama, wawancara
lebih terarah dan tidak kacau. Namun, karena formatnya terstruktur, jurnalis
mungkin tidak dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut.
- Jika Anda adalah
salah satu jurnalis dalam acara ini, pertanyaan apa yang akan Anda ajukan
untuk menggali isu yang mungkin terlewat, dan mengapa?
Jika saya jurnalis yang menyaksikan acara
itu, saya akan bertanya, "Apa langkah konkret pemerintah untuk memastikan
revisi UU TNI tidak membuka celah bagi kembalinya dwifungsi TNI atau mengurangi
supremasi sipil?". Pertanyaan ini sangat penting karena masalah dwifungsi
Tentara Nasional Indonesia sangat sensitif. Meskipun Prabowo menyatakan bahwa
dia tidak bermaksud untuk melakukannya, masyarakat masih membutuhkan kepastian
dan penjelasan lebih rinci untuk mencegah kekhawatiran yang berlebihan.
- Dari topik yang
dibahas (misalnya, revisi UU TNI, kebijakan pangan, atau transisi energi),
mana yang menurut Anda paling relevan bagi masyarakat umum, dan bagaimana
media seharusnya menindaklanjuti isu tersebut.
Menurut pendapat saya, topik yang paling
penting adalah revisi UU TNI karena menyangkut masa depan demokrasi Indonesia
dan hubungan antara militer dan masyarakat sipil. Kebijakan ini dapat
membahayakan stabilitas negara jika tidak diikuti dengan benar. Apa yang
seharusnya dilakukan oleh media? Untuk membuat informasi mudah dipahami, media
harus menjelaskan isi revisi UU TNI dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat.
-Diskusi terbuka: Ajak aktivis HAM, aktivis militer, dan pakar hukum untuk
menyampaikan pendapat mereka.
-Investigasi: Periksa apakah proses revisi ini transparan atau dilakukan secara
diam-diam.
Dengan cara ini, media dapat membantu masyarakat memahami masalah penting ini
dan mengawasi kebijakan pemerintah.
Sania Putri Handayani (B0523068)
No comments:
Post a Comment